Pendahuluan
Rasio finansial
atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis
keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan
perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan neraca, laporan laba / rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau perimbangan (mathematical
relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan
kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian
perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan
penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif
maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu
dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan
yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan
kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan
peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos
lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat
memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan
suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah
cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang
dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan
dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis
kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.
Landasan Teori
Menurut Sumber datanya Van Horne (
2005 : 234) : Angka rasio dapat dibedakan atas :
- Rasio
– rasio neraca ( Balance Sheet Ratio ), yaitu ratio – ratio yang disusun
dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test
ratio, current asset to total asset ratio, current liabilities to total
asset ratio dan lain sebagainya.
- Rasio
– rasio Laporan Laba Rugi ( Income Statement Ratio ), ialah data yang
disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross
profit, net margin, operating margin, operating ratio dan sebagainya.
- Rasio
–rasio antar Laporan Keuangan ( Intern Statement Ratio), ialah ratio
–ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainya
berasal dari income statement, misalnya asset turnover, Inventory
turnover, receivable turnover, dan lain sebagainya.
Pembahasan
Rasio keuangan adalah ukuran yang
digunakan dalam interprestasi dana analysis laporan finansial suatu perusahaan.
Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering dipergunakan
yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas ( Leverage ), dan Rasio
Rentabilitas.
Jenis rasio keuangan bank seperti
berikut ini:
1) Ratio Likuiditas (Liquidity
Ratio)
Rasio likuiditas mengukur kemampuan
likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar peruahaan
relativ terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban
bank). Suatu bank dikatakan liquid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi
kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat
memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.
Berikut adalah suatu bank dapat
dikatakan liquid apabila:
a) Bank tersebut memiliki cash
assets sebesar kebutuhan yang digunakan untuk
memenuhi likuiditasnya,
memenuhi likuiditasnya,
b) Bank tersebut memiliki cash
assets yang lebih kecil dari kebutuhan likuiditasnya,
tetapi mempunyai aset atau aktiva lainnya (misal surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya,
tetapi mempunyai aset atau aktiva lainnya (misal surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya,
c) Bank tersebut mempunyai kemampuan
untuk menciptakan cash asset baru melalui berbagai bentuk hutang.
Menurut Van Horne :”Sistem
Pembelanjaan yang baik Current ratio harus berada pada batas 200% dan Quick
Ratio berada pada 100%”. Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah :
a. Current Ratio ( Rasio Lancar)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, Current Ratio dapat dihitung dengan
rumus :
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Contoh : Current Ratio Pada PT XYZ
Medan adalah sebagai berikut ( dalam Rupiah ) :
Tahun 2005 : = 1,04
Tahun 2005 : = 1,04
Tahun 2006 : = 1,05
Ini berarti bahwa kemampuan untuk
membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, untuk tahun
2005 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 1,04.
untuk tahun 2006 adalah setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh Rp.1,05 aktiva
lancar.
b. Quick Ratio ( Rasio Cepat )
Merupakan rasio yang digunaka untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus
yaitu :
Quick Ratio = Aktiva Lancar –
Persediaan
Hutang Lancar
c. Cash Ratio ( Rasio Lambat)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas
yang tersedia dan yang disimpan diBank. Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus
yaitu :
Cash Ratio = Cash + Efek
Hutang Lancar
2) Rasio Solvabilitas (Capital)
Rasio ini disebut juga Ratio
leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya
dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini
dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi
pinjaman (Bank).
Pada rasio leverage, dapat diukur
antara lain: capital adequacy ratio.
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam
kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.
2. Capital to Debt Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa jauh dana disediakan oleh kreditor.
Adapun Rasio yang tergabung dalam
Rasio Leverage adalah :
- Total
Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang
– hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal
sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
Rasio ini dapat dihitung denga rumus
yaitu :
Total Debt to equity Ratio = Total
Hutang
Ekuitas Pemegang Saham
- Total
Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Rasio ini merupakan perbandingan
antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva
diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang
dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Total Debt to Total Asset Ratio =
Total Hutang
Total Aktiva
3) Rasio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio
Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan
mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan
laba tersebut. Rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui kemempuan bank
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur
tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Pada
rasio rentabilitas (keuntungan), rasio yang dapat diukur antara lain: return on
assets, biaya operasi/pendapatan operasi, gross profit margin, dan net profit
margin.
- Return
On Assets (ROA)
Rasio ini mengukur kemampuan bank
didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan.
- Biaya
Operasional/Pendapatan Operasional (BO/PO)
Rasio ini digunakan untuk mengukur
perbandingan biaya operasi/biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang
diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio BO/PO, maka semakin baik kondisi bank
tersebut. Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi/biaya
intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Semakin kecil
angka rasio BO/PO, maka semakin baik kondisi bank tersebut.
- Gross
Profit Margin
Rasio ini untuk mangetahui kemampuan
bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. Semakin tinggi
rasionya, semakin baik hasilnya. Dengan tingkat penjualan, rasio ini
menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus yaitu :
Gross Profit Margin = Laba kotor
Penjualan Bersih
- Net
Profit Margin
Rasio ini untuk mengukur kemampuan
bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari
sudut pendapatan operasinya.
Rasio ini dapat dihitung dengan
Rumus yaitu :
Net Profit Margin = Laba Setelah
Pajak
Penjualan Bersih
- Rasio
Resiko Usaha Bank
Setiap jenis usaha selalu dihadapkan
pada berbagai resiko, begitu pula didalam bisnis perbankan, banyak pula resiko
yang dihadapinya. Resiko-resiko ini dapat pula diukur secara kuantitatif antara
lain dengan: deposit risk ratio, dan interest risk rate ratio.
a) Deposit Risk
Ratio
Rasio ini memperlihatkan resiko yang
menunjukkan kemungkinan kegagalan bank dalam memenuhi kewajiban kepada para
nasabah yang menyimpan dananya diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki
oleh bank yang bersangkutan.
b) Interest Risk
Rate Ratio
Rasio ini memperlihatkan resiko yang
mengukur kemungkinan bunga (interest) yang diterima oleh bank lebih kecil
dibandingkan dengan bunga yang dibayarkan oleh bank.
- Rasio
Efisiensi Usaha
Untuk mengukur kinerja manajemen
suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna
dan hasil guna, maka melalui rasio-rasio keuangan disini juga dapat diukur
secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank
yang bersangkutan. Rasio-rasio yang digunakan antara lain: leverage multiplier
ratio, assets utilazation ratio, dan operating ratio.
a) Leverage
Multiplier Ratio
Rasio ini untuk mengukur kemampuan
manajemen suatu bank didalam mengelola aktiva yang dikuasainya, mengingat atas
pengunan aktiva tetap tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tetap.
Semakin banyak/cepat bank mengelola aktivanya semakin efisien.
b) Assets
Utilazation Ratio
Rasio ini untuk mengukur kemampuan
manajemen suatu bank didalam memanfaatkan aktiva yang dikuasainya untuk
memperoleh total income.
c) Operating
Ratio.
Rasio ini untuk mengukur rata-rata
biaya operasional dan biaya non operasional yang dikeluarkan bank untuk
memperoleh pendapatan.
Kesimpulan
Rasio biasa digunakan dalam hal
untuk mengukur kinerja keuangan bank. Rasio keiuangan ini sangat berguna bagi
pihak dalam dan luar perusahaan untuk mengetahui dan menilai keadaan
keuangan perusahaan di masalalu, saat ini dan kemungkinannya dimasa yang akan
datang. Para pemegang saham dan calon pemegang saham menaruh perhatian utama
pada tingkat keuntungan, baik yang sekarang maupun kemungkinan di masa yang
akan datang. Jenis rasio yang digunakan yaitu: rasio solvabilitas (kecukupan
modal), rasio profitabilitas, dan rasio likuiditas.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar