E-Commerce (electronic commerce) merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat seiring dengan kehadiran internet dalam kehidupan kita
“ Menurut Adji Gunawan, Associate Partner dan Technology Competency Group Head Andersen Consulting, secara umum ada tiga tahapan menuju e-commerce, yakni: presence (kehadiran), interaktivitas dan transaksi ”.
“ Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011 “ .tronic Payment Systems&rsquo.
Ecommerce sendiri berasal dari layanan EDI (Electronic Data Interchange), layanan EDI ini telah berkembang sedemikian pesatnya di negara-negara yang mempunyai jaringan komputer dan telepon. Jika sebelumnya kita telah sering menggunakan media elektronik seperti telepon, fax, hingga handphone untuk melakukan perniagaan / perdagangan, sekarang ini, kita dapat menggunakan internet untuk melakukan perniagaan. E-Commerce memiliki beberapa jenis, yaitu:
· Business to business (B2B):
Bisnis antara perusahaan dengan perusahaan lain
· Business to consumer (B2C):
Retail, sifatnya melayani pelanggan yang bervariasi
· Consumer to consumer (C2C):
Sifatnya lelang (auction)
· Government: G2G, G2B, G2C,
melakukan layanan terhadap perusahaan untuk keperluan bisnis hingga melayani masyarakat
Manfaat E-Commerce :
· Revenue stream baru
· Market exposure, melebarkan jangkauan
· Menurunkan biaya
· Memperpendek waktu product cycle
· Meningkatkan customer loyality
· Meningkatkan value chain
Perkembangan e-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online. Wahana transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar 33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari makanan, aksesori, pakaian, produk perkantoran sampai furniture. Selain itu, berdiri pula http://www.ecommerce-indonesia.com/, tempat penjualan online berbasis internet yang memiliki fasilitas lengkap seperti adanya bagian depan toko (storefront) dan shopping cart (keranjang belanja). Selain itu, ada juga Commerce Net Indonesia - yang beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce Net Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet. Commerce Net
Indonesia sendiri telah bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang membutuhkan e-commerce, untuk melayani konsumen seperti PT Telkom dan Bank International Indonesia. Selain itu, terdapat pula tujuh situs yang menjadi anggota Commerce Net Indonesia, yaitu Plasa.com, Interactive Mall 2000, Officeland, Kompas Cyber Media, Mizan Online Telecommunication Mall dan Trikomsel.
Kehadiran e-commerce sebagai media transaksi baru ini tentunya menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Dengan menggunakan internet, proses perniagaan dapat dilakukan dengan menghemat biaya dan waktu.
Perkembangan e-Commerce di Indonesia pada tahun-tahun mendatang
E-commerce sebetulnya dapat menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Hal ini tak lepas dari potensi berupa jumlah masyarakat yang besar dan adanya jarak fisik yang jauh sehingga e-commerce dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Sayangnya, daya beli masyarakat yang masih rendah dan infrastruktur telekomunikasi yang tidak merata di daerah-daerah lainnya membuat e-commerce tidak begitu populer. Hal ini tak lepas dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang hanya sekitar 8 juta orang dari 215 juta penduduk. Selain itu, e-commerce juga belum banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Meskipun relatif banyak perusahaan yang sudah memasang homepage,hanya sedikit yang memfungsikannya sebagai sarana perniagaan/perdagangan online. Sebagian besar homepage itu lebih difungsikan sebagai media informasi dan pengenalan produk. Menurut Adji Gunawan, Associate Partner dan Technology Competency Group Head Andersen Consulting, secara umum ada tiga tahapan menuju e-commerce, yakni: presence (kehadiran), interaktivitas dan transaksi. Saat ini, kebanyakan homepage yang dimiliki perusahaan Indonesia hanya mencapai tahap presence, belum pada tahap transaksi. Pada akhirnya, perkembangan teknologi dan peningkatan pengguna internet di Indonesia akan membuat e-commerce menjadi suatu bisnis yang menjanjikan.
HAMBATAN / TANTANGAN E-COMMERCE
Internet Bust!
· Tahun 1999 – 2000 bisnis “DOTCOM” menggelembung (bubble)
· Banyak model bisnis yang belum terbukti namun ramai-ramai diluncurkan. Akhirnya hancur dengan matinya banyak perusahaan dotcom
· Pengalaman buruk sehingga membuat orang lebih berhati-hati
· Peluang: membuat model bisnis baru?
Infrastruktur Telekomunikasi
· Infrastruktur Telekomunikasi di Indonesia masih terbatas dan harganya masih relatif lebih mahal
· Padahal e-commerce bergantung kepada infrastruktur telekomunikasi
· Peluang: deregulasi, muncul bisnis baru
Delivery Channel
· Pengiriman barang masih ditakutkan hilang di jalan. Masih banyak “tikus”
· Ketepatan waktu dalam pengiriman barang
· Jangkauan daerah pengiriman barang
· Peluang : pengiriman barang yang terpercaya
Kultur & Kepercayaan
· Orang Indonesia belum (tidak?) terbiasa berbelanja dengan menggunakan catalog
· Masih harus secara fisik melihat / memegang barang yang dijual
· Perlu mencari barang-barang yang tidak perlu dilihat secara fisik
· Kepercayaan antara penjual & pembeli masih tipis
· Kepercayaan kepada pembayaran elektronik masih kurang. Penggunaan kartu kredit masih terhambat
· Peluang: model bisnis yang sesuai dengan kultur orang Indonesia, membuat sistem pembayaran baru, pembayaran melalui pulsa handphone
Security
· Masalah keamanan membuat orang takut untuk melakukan transaksi
· Persepsi merupakan masalah utama
· Ketidak mengertian (lack of awareness) merupakan masalah selanjutnya
· Merupakan topik tersendiri
Munculnya Kejahatan Baru
· Penggunaan kartu kredit curian / palsu
· Penipuan melalui SMS, kuis
· Kurangnya perlindungan kepada konsumen
· Hukum? Awareness?
· Kurangnya kesadaran (awareness) akan masalah keamanan
Ketidakjelasan Hukum
· Masih belum tuntas status dari
· Digital signature
· Uang digital / cybermoney
· Status hukum dari paper-less transaction
· [de]Regulasi
Efek terhadap kehidupan
· Kemajuan teknologi komputer dan komunikasi seharusnya meningkatkan tingkat kualitas hidup kita. Kenyataannya…
· Bekerja lebih panjang
· Pekerjaan dibawa pulang: no life, single terus
· Melebarnya jurang si kaya dan si miskin
· Siapkah kita menghadapi tantangan yang tidak dapat kita hindari?
Lain-lain
· Ketidaksiapan institusi finansial
· Tidak adanya insentif dari Pemerintah
· Masih kurangnya entrepreneur di Indonesia
PENUTUP
Dalam pembahasan diatas pada dasarnya sudah mencakup pengetahuan teknis dasar tentang internet dan perdagangan elektronik (E-Commerce), kemudian dilanjutkan tentang aspek-aspek manajerial didunia maya (Cyberspace) dan diakhiri dengan yang terpenting panduan-panduan dan langkah-langkah pengembangan sistem berbasis komputer untuk perdagangan elektronik itu sendiri. Adapun tekanan pada pengembangan sistem ini adalah pengembangan situs yang relatif aman, situs yang tidak mudah ditembus oleh para hacker serta situs yang dapat dipercaya oleh para konsumen untuk melakukan transaksi-transaksi bisnisnya menggunakan kartu kredit, kartu debit, cek elektronik dan sebagainya. Pendekatan yang digunakan lebih menekankan pada aspek pemahaman konsep-konsep yang mendasari perdagangan elektronik (E-Commerce), kemudian menggunakan konsep-konsep itu untuk menganalisis permasalahan dan merancang sistem berbasis komputer untuk mendapatkan solusi-solusi untuk permasalahan.
REFERENSI
http://www.sentralweb.com/ www.cert.or.id/~budi/presentations/e-commerce-indonesia.ppt Anggraeni Srihartati0905017012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar